Senin, 15 November 2010

SURVEY UKM KERUPUK

BAB I
PENDAHULUAN

Dari pengamatan yang kami lakukan , sebelum mengetahui lebih lanjut tentang hasilnya , terlebih dahulu kita mengetahui gambaran-gambaran tentang bagian pendahuluannya.
1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang melatarbelakangi usaha kerupuk bawang ” Sari Agung ” ini ?
2. Bagaimana proses pembuatan kerupuk bawang ini ?
3. Bagaimana proses pemasaran kerupuk ini ?
1.3. Tujuan Pengamatan
Sesuai rumusan masalah di atas maka maka tujua penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui latarbelakang berdirinya usaha kerupuk bawang ” Sari Agung”
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan kerupuk
3. Agar mengetahui proses pemasaran dari kerupuk ini.
1.4. Manfaat Pengamatan
Karya ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1.4.1. Bagi Penulis
1. Kita bisa mengetahui latar belakang berdirinya usaha kerupu bawang.
2. Kita bisa mengetahui proses pembuatan kerupuk bawang.
3. Kita bisa mengetahui proses pemasaran kerupuk bawang ini.

1.4.2. Bagi Pembaca
1. Untuk menambah pengetahuan yang baru bagi para pembaca.
2. Agar mengetahui bagaimana proses yang berketerkaitan dalam pembuatan kerupuk bawang.















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2. Pengertian Kerupuk
Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.



Gambar 1. Kerupuk yang sudah di goreng.

Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado.
Kerupuk udang dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk yang paling umum dijumpai di Indonesia. Kerupuk berharga murah seperti kerupuk aci atau kerupuk mlarat hanya dibuat dari adonan sagu dicampur garam, bahan pewarna makanan, dan vetsin.
Kerupuk biasanya dijual di dalam kemasan yang belum digoreng. Kerupuk ikan dari jenis yang sulit mengembang ketika digoreng biasanya dijual dalam bentuk sudah digoreng.
Kerupuk kulit atau kerupuk ikan yang sulit mengembang perlu digoreng sebanyak dua kali. Kerupuk perlu digoreng lebih dulu dengan minyak goreng bersuhu rendah sebelum dipindahkan ke dalam wajan berisi minyak goreng panas.
Kerupuk kulit (kerupuk jangek) adalah kerupuk yang tidak dibuat adonan tepung tapioka, melainkan dari kulit sapi atau kerbau yang dikeringkan.
Membuat Kerupuk Udang Enak dan Sehat
Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya juga relatif terjangkau. Secara umum kerupuk adalah bahan kering yang berupa lempengan tipis yang terbuat dari bahan baku seperti ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.
Akan tetapi saat ini begitu banyak kerupuk yang menggunakan bahan-bahan pangawet yang tidak diizinkan atau membahayakan konsumen, seperti penggunaan boraks. Padahal untuk pembuatan semua jenis kerupuk sama sekali tidak memerlukan bahan pengawet dalam pembuatannya.

2.1. Bahan – Bahan dalam Pembuatan Kerupuk
















BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

3. Interview atau wawancara

Yaitu sebuah dialog yang di lakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
Informasi dari terwawancara. Disini interview yang digunaan adalah interview bebas yaitu tanpa membawa sederetan pertanyaan tetapi sesuai dengan situasi dan kondisi.
Narasumber : Bp.Saimin / Soden, lahir di Wonogiri, 5 Juni 1955 selaku pemilik usaha



Gambar 2. Bp. Saimin (memakai topi hitam ) sedang memindahkan kerupuk

3.1 Observasi
Yaitu pemusatan perhatian pada sutu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Disini observasi yang digunakan adalah observasi sistematis yaitu menggunakan instrumen pengamatan.
Tempat : Usaha Produksi Kerupuk Bawang ” Sari Agung ” terletak di Dusun Keling RT :16 RW:05 Desa Jumputrejo Kecamatan Sukodono Kab. Sidoarjo Jawa Timur 61258

3.2 Dokumentasi
Mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan,transkip,buku,surat kabar,majalah,prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Disini variabel yang digunakan adalah catatan, buku, foto dan internet.




























BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

4. PENYAJIAN DATA

Masyarakat Indonesia telah lama mengenal kerupuk sebagai makanan kecil. Jenis makanan ini biasanya di konsumsi sebagai makanan yang mampu membangkitkan selera makan atau hanya sekedar di konsumsi sebagai makanan kecil.
Kerupuk dikenal baik di segala usia maupun tingkat sosial masyarakat.kerupuk mudah diperoleh disegala macam tempat,baik di kedai di pinggir jalan hingga di restoran hotel berbintang maupun di supermarket ternama.
Jenis kerupuk di buat oleh orang-orang sangat banyak mulai dari yang berbahan dasar tepung tapioka dan tepung terigu , bahan tersebut dapat dicampur dengan bahan tambahan yang lainsehingga menjadi kerupuk bawang dengan aroma rasa bawang. Dalam proses kerupuk ini tidak perlu memiliki suatu keterampilan khusussebagai dapat dilakukan dalam skala industri rumah tangga.
Usaha di bidang ini mampu meningkatkan pendapatan masyarakat mengingat kerupuk berharga murah ( berkisar antara Rp.100-Rp.200 / lebih bila di konsumsi dalam keadaan matang ). Dan yang menjadi keunggulan yang lain yaitu kerupuk sudah akrab di lidah rakyat indonesia , tidak mengherankan bahwausaha di bidang ini memiliki prospek yang cerah.

4.1. ANALISA DATA

4.1.1. LATAR BELAKANG USAHA

Perusahaan industri makanan ringan ( kerupuk ) yang berbahan dasar bawang putih ini berdiri pada tahun 1999 oleh Bp.Saimin. Modal kerja yang ditanamkan untuk merintis usaha ini pada waktu itu sebesar Rp. 5.000.000.
Dengan hanya menggunakan peralatan yang sederhana dan masih manual, maka dimulailah pembuatan kerupuk bawang ini. Tenaga kerja yang ada pada waktu itu hanya direkrut dari lingkungan keluarga.
Namun, dari waktu ke waktu usaha pembuatan makanan ringan ini menunjukkan perkembangan dengan semakin banyaknya peminat terhadap makanan olahan hasil produksi perusahaan Bawang Putih ini.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemilik perusahaan untuk selalu menciptakan resep baru dan memperbanyak jenis makanan ringan yang diproduksinya.Hingga saat ini perusahaan ini telah mempekerjakan 19 orang karyawan, yang direkrut dari daerah tempat tinggal Bp.Saimin yakni Wonogiri. Untuk mengembangkan usahanya pemilik perusahaan telah berusaha untuk mendapatkan bantuan baik dari instansi pemerintah maupun swasta. Meskipun tidak 100 % tapi Bp.Saimin tetap bersyukur karena usahanya telah berkembang , bertambahnya jumlah karyawan dan beberapa fasilitas untuk karyawan.
Usaha ini diberi nama ”Sari Agung ” karena pemilik usaha ingin memperoleh keuntungan yang besar.”Sari Agung” berasal dari dua kata yaitu sari yang berarti ekstrak atau berat bersih atau dalam dunia industri dinamakan keuntungan sedangkan agung yaitu besar. Jadi ”Sari Agung” adalah keuntungan yang besar. Alhasil , berkat kegigihan bapak dua orang anak ini telah memperoleh keuntungan yang besar meskipun tidak mesti tapi beliau memperoleh keuntungan sekitar Rp.500.000,00 / bulan.
Bapak Saimin memilih usaha ini di banding dengan usaha lain karena beliau hanya memiliki keterampilan dan pengalaman di bidang ini serta masih banyaknya orang-orang yang masih menggemari kerupuk.menurut mereka , tak lengkap rasanya jika makan tanpa kerupuk. Kebiasaan inilah yang membuat usaha pembuatan kerupuk tetap berjalan meski dalam situasi krisis dan persaingan industri besar. Meski dengan kemampuan sumber daya yang minim, usaha kecil ini nyatanya tetap berkibar. Satu hal yang pasti, prospek bisnis ini diyakini masih bagus. Buktinya, seorang produsen mampu meraup keuntungan Rp 500.000,00 / bulan.
Mungkin, tak seorangpun akan menduga bahwa usaha kecil ini masih bisa bertahan. Betapa tidak, di era serba modern ini, mereka masih menggunakan peralatan yang relatif sederhana. Mereka tetap berproduksi sepanjang hari. Mungkin, itu karena bahan baku kerupuk relatif mudah diperoleh. Tepung tapioka atau ketela pohon, misalnya. Begitu pula dengan bahan baku lain seperti bawang putih, garam, dan ikan mudah diperoleh di sekitar Sidoarjo. Meski dengan harga yang fluktuatif, mereka tak sulit mendapatkan. "Saat ini harga ketela pohon Rp 120 ribu per 50 kilogram," kata Bp.Saimin,produsen kerupuk.
Bp.Saimin juga mengaku tak kesulitan soal pemasaran meski harus bersaing dengan sejumlah pengusaha lainnya. Sebab, pangsa pasar kerupuk masih cukup luas. Kalaupun ada hambatan, menurut Bp.Saimin , tak lain karena keterbatasan dana untuk pengembangan usaha. Mereka kesulitan untuk memperoleh pinjaman dari bank lantaran keharusan menyertakan jaminan.
Proses pembuatan kerupuk tergolong sederhana dan mudah. Pertama, tepung tapioka dicampur adonan dan bumbu untuk memperoleh bahan baku yang siap diproses. Bp.Saimin bersama 19 karyawan yang ada, berbagi tugas untuk melanjutkan proses berikutnya. Sebagian ada yang mengerjakan pembentukan bahan baku dengan cetakan. "Ini perlukan kesabaran dan ketekunan,"jelas Bp.Saimin.

4.1.2. PROSES PEMBUATAN

Kerupuk bawang merupakan salah satu jenis kerupuk yang sering kita temui di warung maupun rumah makan. Bentuk kerupuk ini cukup unik dan memiliki ciri khas tersendiri bentuknya seperti jalinan tali yang menggelinting dan berasa bawang. Usaha pembuatan kerupuk bawang hanya melakukan pengolahan dari bahan mentah sampai pada proses kerupuk siap goreng. Adapun proses pembuatan kerupuk ikan adalah sebagai berikut :

1. Proses penyiapan bahan baku
Proses penyiapan bahan baku adalah persiapan bawang putih yang akan digunakan, tepung serta bumbu-bumbu yang digunakan beserta perhitungan komposisi masing-masing bahan untuk setiap adonan. Dalam mempersiapkan bahan baku pembuatan kerupuk bawang yang perlu mendapat perhatian utama adalah penyiapan bawang putih yang akan dijadikan bahan utama. Mutu bawang putih yang digunakan akan mempengaruhi mutu produksi kerupuk bawang,oleh karena itu perlu dipilih bawang putih yang berkualitas. Selanjutnya bawang tersebut digiling sampai halus. Di samping itu bahan baku berupa tepung dan telur serta bumbu disiapkan untuk proses adonan.



Gambar 3. Bahan –bahan pembuatan kerupuk

2. Proses pembentukan adonan

Adonan dibuat dari tepung tapioka yang dicampur dengan bumbu-bumbu yang digunakan. Tepung diberi air dingin hingga menjadi adonan yang kental. Bumbu dan bawang yang telah digiling halus dimasukkan ke dalam adonan dan diaduk/diremas hingga lumat dan rata. Adonan ini kemudian dimasukkan ke dalam mulen untuk pelembutan, dan akan diperoleh adonan yang kenyal dengan campuran bahan merata.
Untuk membuat adonan kerupuk udang tidaklah terlalu sulit dan alat-alat yang dibutuhkan juga tidak terlalu rumit. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah tepung sebagai bahan utama seperti tepung tapioka, tepung terigu, bawang putih garam dan ikan sarden.
Alat-alat yang dibutuhkan untuk pembuatan dalam jumlah kecil tidak terlalu banyak dan dapat menggunakan alat dapur sederhana seperti baskom, tampah, cobek dan juga loyang. Semua alat tersebut dapat kita beli di pasar atau toko terdekat. Sedangkan untuk produksi dalam skala besar, diperlukan alat pencetak, alat pengukus ukuran besar, dan juga oven.

2.1. CARA PEMBUATAN ADONAN

2.1.1 BAHAN BAKU
1) Tepung Tapioka 7 kg.
2) Tepung terigu 5 kg.
3) Bawang putih 3 kg.
4) Garam dapur 0.5 kg
5) Ikan Sarden 7 kaleng.
6) Bumbu masak secuupnya
7) Udang secukupnya
8) Gula Pasir 0.75 kg.

2.1.2 ALAT YANG DIGUNAKAN
1) Alat oven
2) Tampah
3) Alat cetak
4) Alat penggorengan
5) Kotak besar
6) Tempat adonan yang sudah jadi

Cara Membuat Kerupuk Bawang :
1) Kupas bawang putih.Selanjutnya cuci bersih dengan air dan tumbuk hingga halus.
2) Haluskan bawang putih dan garam kemudian campurkan ikan sarden, kemudian aduk dan remas hingga adonan bercampur.
3) Setelah tercampur rata, tambahkan tepung terigu, tepung tapioka dan air kemudian aduk adonan hingga mengental.
4) Cetak adonan kedalam loyang sesuai dengan mesin pencetak, kemudian masak sampai matang..




Gambar 4. Proses pencampuran Adonan

3. Pencetakan

Pencetakan adonan dapat dilakukan dengan tangan ataupun dengan mesin. Dengan menggunakan tangan adonan dibentuk silinder dengan diameter 5 cm. Dengan bantuan alat cetak adonan ini dapat dibuat dalam bentuk serupa. Kemudian adonan berbentuk silinder ini di "press" untuk mendapatkan adonan yang lebih padat. Selanjutnya adonan ini dimasukkan ke dalam cetakan yang berbentuk silinder yang terbuat dari aluminium.



Gambar 5. Alat pembuatan kerupuk


Gambar 6. Penuangan adonan di mesin pencetak


Gambar 7.pencetakan kerupuk bawang




Gambar 8. kerupuk yang sudah di cetak
5. Pengukusan
Adonan berbentuk lonjong kemudian dikukus dalam dandang selama kurang lebih 2 jam sampai masak. Untuk mengetahui apakah adonan kerupuk telah masak atau belum adalah dengan cara menusukkan lidi ke dalamnya. Bila adonan tidak melekat pada lidi berarti adonan telah masak. Cara lain untuk menentukan masak atau tidaknya adonan kerupuk dapat dilakukan dengan menekan adonan tersebut. Bila permukaan silinder kembali seperti semula, artinya adonan telah masak.



Gambar 9.Pengukusan kerupuk yang sudah di cetak



Gambar 10. Alat kukus kerupuk
6. Pendinginan
Adonan kerupuk yang telah masak segera diangkat dan didinginkan. Untuk melepaskan dari cetakan, biasanya adonan tersebut diguyur dengan air. Adonan tersebut kemudian didinginkan di udara terbuka kurang lebih 1 (satu) hari atau kurang lebih 24 jam hingga kering.



Gambar 11.Bapak Saimin dengan karyawannya sedang memidahkan kerupuk

7. Penjemuran/pengovenan
Adonan yang telah di dinginkan kemudian dijemur sampai kering. Penjemuran dilakukan di bawah sinar matahari kurang lebih 4 jam. Pada saat musim hujan untuk pengeringan kerupuk yang masih basah ini dapat dilakukan dengan oven (dryer) selama kurang lebih 2 jam. Tetapi kerupuk yang dikeringkan dengan sinar matahari hasilnya akan lebih bagus dibandingkan jika menggunakan oven. Kerupuk yang dikeringkan dengan sinar matahari jika digoreng akan lebih mengembang. Hal ini akan lebih menguntungkan para pengusaha penggorengan kerupuk dan akan mempengaruhi harga kerupuk. Karena itulah pengeringan menggunakan sinar matahari lebih disukai dibandingkan dengan menggunakan oven.


Gambar 12. Penggovenan kerupuk yang belum kering



Gambar 13. Kerupuk yang akan di oven



Gambar 14. Penggeringan kerupuk oleh cahaya matahari



8. Penggorengan
Setelah kerupuk benar-benar kering , langkah selanjutnya adalah menggoreng kerupuk.menggoreng kerpuk ini memerluan dua penggorengan besar. Penggorengan yang pertama untuk memanaskan kerupu dan yang kedua adalah untuk menggembangkan kerupuk. Setelah di goreng kerupuk siap untuk di konsumsi dan di pasarkan.




Gambar 15. Penggorengan yang pertama



Gambar 16. Penggorengan yang kedua



Gambar 17. Kerupuk yang sudah di goreng

8.1.1. TATA NIAGA

Pemasaran kerupuk ” Sari Agung ” sudah meluas di wilayah Sukodono dan sekitarnya mulai dari pemasok kedai sampai masyarakat kecil. Harga kerupuk inipun relatif dapat di jangkau oleh bagi semua lapisan masyarakat. Harganya relatif murah dengan rasa yang bisa di andalkan . Hal ini memungkinkan semua lapisan masyarakat dapat membeli seusai kemampuannya. Kerupuk bawang tersedia di pasaran dalam bentuk siap di konsumsi seperti pada usaha ini maupun dalam bentuk mentah.
Dengan demikian kerupuk dapat mendorong tumbuhnya industri kerupuk atau bidang usaha lain seperti usaha pembuatan kerupuk mentah mauun yang sudah matang. Industri pembuatan kerupuk umumnya hanya menjual kerupuk mentah saja, sedangkan hasil kerupuknya di jual kepada industri penggorengan kerupuk. Nantinya industri penggorenggan kerupuk ini yang akan menyalurkan ke agen (toko / warung )
Untuk memperpendek pendistribusian kerupuk, Bapak Saimin menerapkan sistem 2 in 1 yaitu usaha pembuatan kerupuk sekaligus penggorenggan kerupuk. Jadi akan memperoleh keuntungan yang besar.







Gambar 18. Kerupuk yang siap di pasarkan






BAB V
PENUTUP


5.1. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan analisa pengamatan tadi maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
1) Usaha kerupuk ini di dasarkan pada keahlian dan pengalaman yang di miliki oleh Bapak Saimin serta masih banyaknya orang-orang yang masih menggemari kerupuk.Menurut mereka , tak lengkap rasanya jika makan tanpa kerupuk. Kebiasaan inilah yang membuat usaha pembuatan kerupuk tetap berjalan meski dalam situasi krisis dan persaingan industri besar. Meski dengan kemampuan sumber daya yang minim, usaha kecil ini nyatanya tetap berkibar. Satu hal yang pasti, prospek bisnis ini diyakini masih bagus. Buktinya, seorang produsen mampu meraup keuntungan Rp 500.000,00 / bulan.
2) Proses pembuatan kerupuk bawang ini di mulai dari penyiapan bahan untuk adonan, lalu membuat adonan.Setelah itu adonan di cetak dalam alat pencetak. Langkah selanjutnya adalah mengukus kerupuk yang telah di cetak setelah itu di dinginkan atau dikeringkan apabila dalam musim hujan kerupuk masih perlu di oven agar lebih renyah. Langkah yang terakhir adalah menggoreng kerupuk dan siap untuk di pasarkan.
3) Pemasaran kerupuk ini bisa dalam keadaan matang maupun dalam keadaan mentah. Untuk usaha ini, pemili usaha lebih memilih sistem 2 in 1 yaitu memproduksi erupuk yang siap di konsumsi dan yang masih mentah.

5.2. SARAN
Saran untuk meningkatkan nilai tambah kerupuk adalah :
Untuk memberi nilai tambah, kerupuk udang tidak hanya di jual dalam keadaan setengah pakai saja, tetapi juga dalam keadaan siap makan atau sudah digoreng. Karena bila di jual dalam keadaan matang dirasa bisa jauh lebih menguntungkan.Tetapi yang harus diperhatikan bila menjual kerupuk udang dalam keadaan siap makan adalah penggunaan minyak goreng yang dipakai, karena bila minyak goreng telah digunakan lebih dari tiga kali justru akan memberi kerupuk udang yang dihasilkan mudah cepat tengik. Hal ini dikarenakan minyak goreng yang dipakai sudah rusak, sehingga pengulangan penggunaan minyak goreng sebaiknya dibatasi.
Selain itu dalam hal kemasan, untuk meningkatkan nilai jual sebaiknya dibuatkan kemasan yang unik dan transparant. Pilih gambar dan warna yang pas serta design yang mampu mengundang selera konsumen untuk membelinya






















DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi.1999. Prossedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Wahyono, Rudi dan Marzuki.2006. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta : Penebar Swadaya.
www.google.com
www.wikipedia.com
www.liputan6.com

Tidak ada komentar: