Selasa, 07 Oktober 2008

PROSES BROWNING

Ketika Apel Berwarna Coklat


Sering kali kita melihat bahwa buah apel, pear, kentang atau salak yang baru saja dikupas, terlihat fenomena warna coklat. Proses apa yang terjadi? Apakah gejala ini menguntungkan atau malah merugikan?
Dalam ilmu pengetahuan pangan, gejala ini dinamakan browning (pencoklatan), yaitu terbentuknya warna coklat pada bahan pangan secara alami yang bukan akibat dari zat warna. Pada kelompok makanan tertentu seperti pada bakery (berbagai roti, snack, nut’s, meat roast, steak, kopi, the dan permen coklat), browning umumnya diminati. Sebaliknya pada kelompok buah – buahan seperti apel, pear, salak dan juga kentang (potato), proses pencoklatan itu nampaknya tak dikehendaki.
Bagaimana proses browning ini terjadi?
Setelah buah dikupas, enzim Polyphenol Oxidase (PPO) akan aktif, yang dengan bantuan oxygen akan mengubah gugus monophenol menjadi O-hidroxyphenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-quinon. Gugus O-quinon inilah yang membentuk warna coklat.
Bagaimana mencegah browning ini? Cara yang paling lazim dilakukan adalah pemberian larutan garam (salting) dan pemanasan (blanching). Setelah dikupas dan dipotong, buah direndam larutan garam secukupnya. Bagi yang tidak menyukai garam, rendamlah buah dalam air panas yang tidak mendidih dengan suhu berkisar antara 82 – 93°C selama 3 menit. Maksudnya untuk menonaktifkan enzim penyebab pencoklatan itu. Bisa juga anda tambahkan tablet vitamin C dosis 200 mg per liter air. Maka anda akan mendapatkan buah yang tetap segar dengan tambahan vitamin C. Silahkan mencoba!

Minggu, 05 Oktober 2008

Proses Degreening

Pergi Hijau Berkat Karbit
Oleh trubusid

Senin, Mei 05, 2008 23:18:18

Jingga atau kuning jelas lebih menarik daripada hijau. Itu akan terjadi setahun yang akan datang. Lewat proses degreening, Hendi Munawar mencoba mengubah keprok garutnya yang hijau menjadi jingga mencorong.
K ebun Hendi Munawar di Kampung Cimencek, Desa Cintaasih, Samarang, Garut, itu memang letaknya tak terlalu tinggi, hanya sekitar 500 m dpl. Pantas saja penampilan keprok garutnya yang bergelantungan di 1.000 pohon tak begitu menarik. Warnanya hijau. Sungguh jauh berbeda dengan tampilan keprok soe yang tumbuh di ketinggian sekitar 1.050 m dpl di Desa Tobu, Kecamatan Molo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Di Malang ada keprok batu 55, atau keprok payatumpi yang tumbuh di ketinggian 1.200 m dpl di Takengon, Aceh Selatan. Ketiga keprok itu berwarna jingga menyala, tidak kalah menariknya daripada ponkam dari Taiwan dan mikan dari Jepang.
Gas etilen
Asornya penampilan kulit buah jeruk itu diatasi oleh Hendi Munawar dengan karbit. Ya, karbit memang telah lama digunakan secara tradisional untuk memacu kematangan buah. Efektivitasnya hanya seperseratus jika dibandingkan etilen. Siapa sangka selain pemacu kematangan, gas asetilen yang dihasilkan dari karbit juga bermanfaat untuk menghilangkan warna hijau.
Gas asetilen pada proses penguningan buah jeruk akan merangsang pembentukan gas etilen dalam sel. Gas etilen merombak klorofil pada kulit jeruk dan mensintesis pigmen karotenoid. Aktivitas perombakan tersebut hanya terjadi pada lapisan subepidermal kulit buah. Hasilnya kulit buah yang semula hijau berubah jadi jingga tanpa mengubah rasa buah.
Hal itu dibuktikan oleh Dr Mohamad Soedibyo dan Ir Wisnu Broto, MS, peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian di Bogor. Dalam penelitiannya pada 1992 Soedibyo menunjukkan degreening dengan menggunakan gas asetilen tidak mengubah nilai gizi jeruk. Sementara hasil penelitian Wisnu pada 1988, gas asetilen tidak mempengaruhi kadar gula total, kadar asam total, dan kadar vitamin C. Artinya, pemberian karbit hanya mengubah tampilan kulit jeruk dari hijau ke jingga tanpa mengubah rasa dan nilai gizi.
Menarik
Degreening sebenarnya sudah sejak 20 tahun lalu diteliti di Indonesia. Namun, teknologi itu jarang diterapkan pekebun karena menambah biaya produksi. 'Di luar negeri degreening telah lama dilakukan. Sebut saja Jepang, Cina, Pakistan, Australia, dan negara-negara di Eropa,' kata Prof Dr H. Roedhy Poerwanto, kepala Laboratorium Produksi Tanaman IPB.
Penerapan degreening akan menaikkan daya saing dengan jeruk impor yang berpenampilan menarik. Pekebun pun bisa memperoleh harga lebih tinggi karena, 'Pastinya jeruk lokal lebih segar dibandingkan jeruk impor. Jeruk impor bisa saja hasil panen 3-4 bulan yang lalu. Ia tahan lama karena disimpan pada suhu rendah,' ujar Wisnu, kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapenen Pertanian.
Hal itu juga diakui Deborah Herlina, peneliti di Balai Penelitian Tanaman Hias, Cipanas, Jawa Barat, yang juga hobi makan jeruk. 'Ini baru jeruk. Rasanya segar, beda dengan jeruk impor yang banyak dijual di pasar swalayan,' kata Deborah ketika mencicipi jeruk medan yang baru dipetik dari pohon.
Matang
Degreening bisa diterapkan pada semua jenis jeruk. Namun, lazimnya jenis jeruk keprok dan mandarin karena ketika didegreening warna cenderung jadi jingga. Beda dengan siem yang berubah jadi kuning. 'Warna kuning umumnya tidak disukai konsumen karena buah dianggap sudah terlalu matang atau sudah lama dipanen,' kata Roedhy Poerwanto yang meraih gelar doktor dari Ehime University, Shikoku, Jepang.
Proses penguningan kulit buah itu tidak mempengaruhi kematangan buah. Oleh karena itu jeruk yang akan dikuningkan harus memiliki kematangan yang cukup sehingga kualitas rasanya baik: manis. Warna kuning sekurang-kurangnya 70%. Dengan begitu warna yang dihasilkan akan lebih menarik, jingga mengkilap. Bila kurang dari itu biasanya kuningnya pucat sehingga tak menarik, kata Wisnu.
Sementara menurut Ir Retno Pangestuti, peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, jeruk yang masih berwarna hijau pun bisa didegreening dengan syarat sudah matang. Namun, biasanya semburat warna hijau yang digunakan 10 -20%. Kalau kurang dari itu kekuningan buah dalam degreening tidak seragam, kecuali ada pemilihan buah sebelumnya. 'Misal, jeruk yang kuningnya masih 5% disatukan dengan yang 5% juga. Jangan dicampur dengan yang kuningnya sudah 70%, 'tambah alumnus Budidaya Pertanian, Universitas Gadjah Mada itu.
Proses
Proses penguningan buah cukup sederhana. Cuci buah jeruk dengan air mengalir sehingga bersih dari debu yang menempel. Selanjutnya rendam dalam larutan Benlate 500 ppm selama 30-60 detik. Lalu susun jeruk dalam rak degreening tanpa dikeringkan terlebih dahulu. Tutup rak degreening dengan plastik film. Pastikan ujung-ujung plastik seluruhnya tercelup dalam bak air sehingga tak bocor.
Alirkan gas asetilen melalui selang karet ke dalam rak sebanyak 1-2 liter per m3 ruangan kosong selama 8 jam. Setelah waktu pemeraman tercapai, sungkup dibuka dan dibiarkan terbuka selama 30-60 menit. Tujuannya agar kadar CO2 dalam ruangan tidak terlalu tinggi sehingga tak menghambat proses degreening,' kata Retno.
Tutup kembali sungkup plastik tersebut, lalu alirkan lagi gas karbit seperti di atas. Ulangi terus perlakuan tersebut sampai kulit jeruk berwarna jingga merata. Menurut Wisnu dan Retno degreening biasanya memakan waktu 2 hari sampai warna buah benar-benar bagus.

Sabtu, 04 Oktober 2008

SIKSA MENINGGALKAN SHOLAT

" Apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam neraka saqar ini ? Mereka menjawab : " Kami tidak termasuk golongan orang-orang yang mengerjakan sholat." (S.Al-Mudathir 42-43)

# SIKSAAN KETIKA HIDUP DI DUNIA
* Alloh kurangkan keberkatan umurnya
* Rezekinya dipersempit oleh Alloh
* doanya ditolak
* Hilang cahaya soleh dari dirinya
* Amal kebaikan yang dilakukannnya tidak di beri pahala

# SIKSAAN KETIKA SAKARATUL MAUT
* Ia akan menghadapi sakaratul maut dalam keadaan hina
* Matinya dalam keadaan menderita kelaparan
* Matinya dalam keadaan sangat haus walaupun di beri minum sebanyak tujuh lautan


# SIKSAAN KETIKA DI DALAM KUBUR
• Alloh akan menyempitkan kuburnya dengan sesempit-sempitnya
• Kuburanya akan di gelapkan
• Alloh akan menyiksanya dengan pedih sampai hari kiamat tiba


# SIKSAAN KETIKA BERADA DI AKHIRAT
 Ia akan di belenggu dan di seret ke padang mahsyar oleh masyarakat
 Alloh tidak akan memandangnya dengan belas kasihan
 Alloh tidak akan mengampuni dosanya & di siksa dengan keras di neraka